PRESS RELEASE : OBROLAN SEPUTAR KOPI

325054

Dalam rangka menyambut Hari Kopi Internasional 1 Oktober 2017 kemarin, pada hari Jumat, 29 September 2017 Peduli Pangan Himalogista telah menyelenggarakan kajian umum terbuka yang mengangkat tema “NGOPI” yakni Ngobrol seputar Kopi. Obrolan dengan secangkir kopi tersebut tentunya membahas seputar kopi, khususnya Kopi Nusantara yang bertempat di Kedai Kopi Jelata,Merjosari pada pukul 20.30-22.30 WIB.

NGOPI malam itu dihadiri sekitar 40 orang mahasiswa THP dari angkatan 2013 hingga 2016, yang rata-rata adalah para penikmat kopi tentunya. Yang menarik dari obrolan kopi malam itu adalah, hadirnya empat narasumber yang mengakui sedang belajar mendalami kopi nusantara, yaitu ada Achmad Roziqin, Aswin Wardhana, Prima C Frista, dan Diman P H, mereka juga merupakan alumni THP angkatan 2012.

Hal yang dibahas pada malam itu tentunya adalah seputar kopi nusantara, mulai dari proses pasca panen, jenis kopi nusantara, karakteristik kopi, bagaimana cara menikmati dan merasakan kopi dengan baik, hingga perkembangan kopi nusantara pada saat ini. Obrolan pada malam itu ditutup dengan demo cara penyajian kopi dan cara melakukan cupping test yang dicontohkan oleh salah satu barista Kopi Jelata.

Singkatnya dari bahasan pada malam itu adalah, Kopi merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia, dimana Indonesia merupakan Negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Di dunia, terdapat 3 jenis kopi yaitu Arabica, Robusta, dan Liberica, namun di Indonesia sendiri hanya 2 jenis kopi yang paling di kenal oleh para penikmat kopi, yakni Arabica dan Robusta. Kopi Arabica memiliki rasa dan aroma yang lebih ringan daripada kopi Robusta, dimana kopi Arabica indentik dengan rasa buah-buahan atau asamnya, sedangkan kopi Robusta memiliki rasa yang identic dengan pahitnya. Lalu, bagaimana dengan Liberica ? keberadaan Liberica di Indonesia masih sedikit, kopi jenis ini dulu didatangkan ke Indonesia untuk menggantikan kopi Arabica yang terserang hama penyakit, kopi Liberica memiliki rasa yang khas, yakni citarasa nangka di dalamnya.

Beberapa kopi Arabica yang terkenal di Indonesia adalah Kopi Gayo, Kopi Toraja, Kopi Bali Kintamani, Kopi Java Preanger, Kopi Ijen Bondowoso, Kopi Flores Bajawa, dan salah satu kopi Arabika asal Malang yakni Kopi Karlos, yang berasal dari Karang Ploso. Sedangkan, beberapa kopi Robusta yang terkenal di Indonesia adalah Kopi Luwak, Kopi Lanang, Kopi Wamena, Kopi Sidikalang, Kopi Merapi, dan salah satu kopi Robusta asal Malang yakni Kopi Robusta Dampit.

Secara umum, proses pasca panen tanaman kopi hingga siap diminum dimulai dari kopi siap panen disortir, kemudian dipisahkan antara biji dan daging buah kopinya, lalu di fermentasi selama 1 hari, dan dikeringkan menggunakan matahari ataupun alat seperti cabinet atau oven pengering. Proses pengolahan pasca panen dibagi menjadi 2 cara, yaitu proses basah dan proses kering, terdapat juga semi basah dan semi kering. Proses tersebut dibedakan pada cara pencucian dan proses fermentasinya. Biji kopi kemudian di Roasting atau dilakukan penyangraian pada biji kopi dengan suhu yang berbeda beda sesuai kebutuhan, proses roasting merupakan proses yang paling penting, karena sangat mempengaruhi karakteristik dan citarasa kopi. Bahkan banyak penikmat kopi yang bilang kenikmatan kopi bergantung pada proses ini. Proses roasting secara umum dibagi menjadi 3, yakni light roast, medium roast, dan dark roast. Light Roast merupakan proses enzimasi yang dilakukan pada suhu sekitar 180 C, pada proses ini akan terbentuk keasaman dan perubahan warna pada biji kopi menjadi coklat terang. Pada proses Medium Roast merupakan proses karamelisasi yang dilakukan pada suhu sekitar 200 C, pada proses ini terbentuk aroma dan rasa manis pada biji kopi, dan perubahan warna menjadi coklat gelap. Sedangkan proses Dark Roast merupakan fase karbonisasi yang dilakukan pada suhu sekitar 220 C yang membuat warna pada kopi semakin gelap, dan rasa cenderung pahit.

Cara menikmati kopi dengan baik, biasanya para penikmat kopi menganalisa aroma dan rasa kopi saat mengonsumsinya. Citarasa kopi akan lebih nikmat apabila kopi diteguk seteleah sekitar 3-5 menit kopi diseduh, hal tersebut disebabkan oleh terjadinya blooming, yakni proses pelepasan karbondioksida pada kopi, dan tentunya agar lidah tak merasakan sakit ketika bersentuhan dengan panasnya kopi. Menurut narasumber, waktu untuk minum kopi terbaik yaitu pada pukul 10 – 12 siang, karena pada waktu tersebut aktivitas tubuh dan otak meningkat sehingga kandungan dari kopi akan efektif bekerja pada tubuh.

Perkembangan Kopi Nusantara kini sudah mulai meningkat, terlebih lagi setelah adanya film Filosofi Kopi yang juga mengangkat Kopi Nusantara, di Indonesia banyak jenis kopi yang sudah dikenal oleh masyarakat dunia, namun masih lebih banyak lagi jenis Kopi Nusantara yang harus dikenalkan pada mata dunia. Namun sayangnya, masyarakat Indonesia sendiri pun masih sedikit yang mengenal Kopi Nusantara di Negerinya sendiri.

Maka dari itu diperlukan upaya untuk meningkatkan perkembangan Kopi Nusantara baik dalam Negeri maupun Luar negeri. Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengenal dan memperkenalkan/mengembangkan Kopi Nusantara adalah :

1. Dengan mengonsumsinya, dengan begitu Kopi Nusantara dapat dikenal dengan orang banyak,
2. Membawa Kopi Nusantara pada Turnamen maupun Proses Lelang, dengan cara tersebut, Kopi Nusantara akan mendapatkan tempat khusus dan bahkan harga yang tinggi,
3. mengurangi konsumsi kopi sachet dan beralih mengonsumsi kopi nusantara secara langsung, sejatinya hanya terdapat sekitar 6-8% biji kopi, itupun biji kopi yang digunakan adalah biji kopi dengan kualitas rendah dan lebih banyak bahan aditif yang digunakan.

Petani Indonesia banyak memiliki biji kopi dengan kualitas tinggi dan bagus, lalu mengapa kita lebih memilih mengonsumsi biji kopi kualitas rendah ? yang bahkan harganyapun sangat rendah dan mungkin bahkan belum mampu mensejahterakan para petani kopi.

Apabila pribumi mengenal lebih dalam mengenai Kopi Nusantara, atau mulai mengonsumsi Kopi Nusantara maka dengan sendirinya Kopi Nusantara pun akan dikenal di mata dunia, dan hal tersebut akan berdampak besar bagi negeri penghasil kopi terbesar keempat di dunia.

Ayo, Bumikan Kopi Nusantara !

#GoodFoodGoodLife
#FoodIsMyBestFriend
#THPCerdas

Salam,
Divisi Peduli Pangan

Himalogista 2017
Bergerak Kolaboratif

Written by Admin

Leave a Reply